kejarlah daku kau ku tangkap

Judul dan istilah ini saya ambil dari buku yang berjudul “ kesucian wanita, yang di karang oleh Abu Al-Ghifari.

Kejarlah daku kau ku tangkap. Cenderung kearah symbol perubahan perilaku wanita moderen yang mendapatkan laki-laki. Jika dulu laki-laki dominan dalam segala hal terutama dalam kekuasaannya dan menentukan pasangannya. Kini semuanya telah berubah, peran laki-laki dan wanita ada keseinbangan. Bahkan makna” kejar daku kau ku tangkap” cenderung kearah yang lebih luas manakala wanita sudah berani mengajak tidur siapa saja yang dia anggab cocok. Atau mereka siap di ajak tidur siapa saja tampa banyak pertimbangan akibat yang mungkin muncul.

Atau sang gadis di tinggal sang kekasihnya setelah di renggut keperawananya dan ia jadilah pelacur. Ada juga yang sudah doyan seks dan jadilah pelacur.

Anak-anak SMU atau mahasiswa banyak yang memafaatkan rumah orang tuanya untuk kumpul kebo saat orang tuanya tidak ada di rumah. Atau mereka melakukannya di hotel untuk lebih nyaman dan uang bukan masalah.

Dunia modern sudah mengiring gadis-gadis tanggung untuk untuk mengerti seks lebih dini. Media elektronik saban hari menyapa pemirsa dengan tayangan-tayangan yang membangkitkan birahi.

Emang? Jadilah generasi ini generasi yang memandang bibit pelacuran.

Merka kian permisif terhadap seks, dengan pakaian yang menonjol, (buka-bukaan) bibir merah menggoda, dan ayunan kaki yang sengaja di ayunkan ala pragawati. Mereka berjejer-jejer di tepi jalan, di gang-gang DLL, untuk menunggu sang pria yang menggoda.

Maka” segera kejarlah daku kau ku tangkap dan aku siap menjadi budak nafsumu”. Begitulah desah para gadis moderen yang tengah termakan oleh nafsu birahi.

Akibat dunia ini kian sesak dengan pelacur-pelacur yang siap meramaikan bursa seks di tanam dalah surga dunia.